Dalam spesifikasi dari produk tersebut sudah jelas tertulis tegangan output 220/230 Volt. Tapi kenapa saat kita ukur menggunakan multitester analog/digital hanya terukur 169-185 Volt. Disini akan saya bahas permasalahannya.
Sebelum saya bahas mengenai permasalahan tersebut, disini akan saya akan jelaskan jenis-jenis UPS berdasarkan bentuk gelombangya terlebih dahulu.
Jenis UPS Berdasar Bentuk Gelombangnya
Dalam memilih ups sebaiknya kita mengetahui bentuk gelombang yang dihasilkan oleh inverter dari ups. Karena hal ini akan mempengaruhi kinerja dari beban yang akan dihubungkan dengan ups. (bentuk gelombangnya sebaiknya disesuaikan dengan karakter baban yang akan dipakai). Menurut Bentuk Gelombangnya UPS dibagi menjadi dua:
1. UPS dengan bentuk gelombang sinusoidal / sinewave. Bentuk gelombang ini bentuknya sama dengan bentuk gelombang listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik atau genset.
2. UPS dengan bentuk gelombang non sinusoidal, ada pula yang menyebutnya simulated sinewave, juga ada yang berupa square wave.
Apa pengaruhnya bentuk gelombang ini terhadap beban? Bentuk gelombang sinus merupakan bentuk gelombang yang terbaik bagi peralatan elektronik. Karena secara umum peralatan elektronik memang didesain untuk dapat bekerja baik dengan bentuk gelombang ini. Sedangkan bentuk non sinusiodal kadangkala membuat peralatan elektronik menjadi lebih panas (stress) bila dibandingkan dengan bentuk gelombang listrik yang sinusiodal.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa : Output dari UPS adalah MODIFIED SINEWAVE. Jika anda ingin mengukur Volt pada output dari unit inverter ini maka anda harus menggunakan Multimeter khusus yang dilengkapi dengan fasilitas TRUE RMS VOLT METER Karena jika hanya menggunakan AVO biasa dan ataupun menggunakan multimeter lainnya akan hasilnya akan terbaca 169-185 Volt. Berbeda dengan apabila kita mengukur tegangan output UPS dengan menggunakan multimeter dengan fasilitas TRUE RMS VOLT METER maka hasilnya terjamin akurat yaitu 220 Volt
Tetapi jika anda memiliki UPS pure sine wave, maka jika diukur dengan AVOmeter/multimeter biasa pun bisa akurat 220V, karena memang gelombang modified sine wave (square) dan gelombang pure sine wave (sinus) sangat berbeda.
Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa UPS tersebut normal. Bentuk gelombang sinus kalau diukur dengan multimeter biasa dan dibandingkan dengan pengukuran menggunakan multimeter true rms akan mendapatkan nilai yang sama. Sedangkan gelombang non sinusiodal (square) jika dilakukan pengukuran dengan multimeter biasa, biasanya lebih rendah nilainya dibandingkan dengan pengukuran multimeter true rms, misal dengan multimeter rms biasa terukur 176Vac sedangkan dengan mulimeter true rms terukur 220Vac.
Kalau kita tidak mempunyai multitester dengan fasilitas True RMS maka, untuk mengetes apakah UPS tersebut drop atau ga, sekarang kita coba saja, UPSnya kita kasih beban lampu pijar, misalnya yang 100 watt. Kemudian kita hidupkan UPS tersebut , perhatikan keterangan lampu, saat steker UPS ditancap ke listrik PLN dan saat dicabut, apakah ada beda keterangannya ? Kalau ada bedanya dan besar, ini berarti mungkin baterenya sudah mulai lemah, sehingga outputnya pun menjadi rendah. Kalau tidak ada perubahan besar, berarti tegangan tersebut, bisa dianggap normal.
Mengapa harus menggunakan Alat Ukur TRUE RMS????
Komponen-komponen dalam sistem elektrik seperti fuse, circuit breaker, bus bar dan sebagainya diratifikasi dalam arus RMS. Ratifikasi tersebut berhubungan dengan aspek daya tahan terutama terhadap disipasi panas. Misalnya, kita akan melakukan pengecekan overloading pada jalur elektrik. Maka kita harus mengetahui terlebih dahulu berapa nilai rms arus yang mengalir pada jalur tersebut. Hasil pengukuran kemudian kita bandingkan dengan nilai ratifikasi (rated value) yang biasanya tertera pada label. Bila ternyata arus yang mengalir terdeteksi lebih besar dari batas ratifikasi, maka dapat disimpulkan jalur tersebut overload. Proses pembandingan ini tidak akan menjadi masalah bila saat melakukan pengukuran, kita menggunakan clamp berfitur true rms. Clamp true rms memiliki kemampuan dalam melakukan kalkulasi heating value sesuai formula rms. Artinya, seperti apapun bentuk sinyal arus tidak akan mempengaruhi pembacaan nilai rms. Tapi pengukuran akan menimbulkan masalah baru jika kita melakukannya dengan menggunakan alat ukur berbasis MEAN. Alat ukur berteknologi MEAN akan memberikan nilai pembacaan dengan margin error hingga mencapai 40 % lebih rendah, tergantung dari jenis sinyalnya. Dapat kita bayangkan bila sebuah bus bar dengan batas ratifikasi 1000 A rms dialiri arus yang terdistorsi dan terdeteksi oleh clamp MEAN dengan nilai 800 A. Maka nilai rms arus sebenarnya mengalir pada bus bar tersebut dapat mencapai diatas1000A.
Semoga Bermanfaat
Sangat bermanfaat ilmunya, semoga berkah
ReplyDeleteGan bila output di inverter hanya terbaca 185 volt ac kemudian saya test pakai media stand fan kok muternya pelan ya apakah itu belum pure sinewave atau emang ada gangguan di battrey UPS saya...
ReplyDeleteUnit yg saya pakai ICA 602B Sinthetyzed sinewave 600W
Saya punya inverter kalau tidak dipakai tegangannya 225v,namun bila dipakai beban besar seperti penanak nasi,lama kelamaan tegangan menurun sampai inverter berhenti padahal nasi belum waktunya matang,disebabkan apa bisa seperti itu.
ReplyDelete